Teologi Queer: Meretas Jalan bagi Keberagaman Seksualitas dan Gender

Seringkali kita mendengar kalimat Bung Karno, “jangan sekali- kali melupakan sejarah”. Kalimat tersebut lahir bukan tanpa makna yang kuat. Dalam sejarah, kita menemukan identitas, asal-usul, dan berbagai preteks atau latar belakang dari realitas hari ini. Itulah mengapa buku ini dimulai dengan pembahasan mengenai sejarah perkembangan teologi queer. Saya membayangkan sebagian pembaca mungkin agak mengernyitkan dahi mereka ketika membaca judul yang mengandung kata ‘sejarah’ seperti yang terdapat di atas. Kata ‘sejarah’ seringkali memberi bayangan negatif terlebih dahulu yang terasosiasi dengan bayangan masa sekolah tentang pelajaran sejarah yang membosankan di siang hari. Akan tetapi, bukan tanpa alasan mengapa sejarah perkembangan teologi queer dimuat pada bagian awal buku ini.

Scroll to Top