Reuni Queer Camp: Berani Bercerita, Berani Berkontribusi
Selama tiga tahun terakhir ini, Young Queer Faith and Sexuality Camp (Queer Camp) menjadi salah satu program kerja yang terus dikembangkan oleh Youth Interfaith Forum on Sexuality (YIFoS). Queer Camp menjadi platform pendidikan alternatif bagi anak muda untuk membangun gerakan lintas isu dalam semangat penghargaan atas keragaman identitas. Sampai saat ini tercatat ada sekitar 120 alumni Queer Camp yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia dengan ragam latar belakang dan juga identitas berusia 18 sampai 30 tahun. Ada banyak pemahaman serta pengalaman tentang tubuh dan diri sendiri yang menggelitik otak, membuka mata baru serta menarik di hati selama proses pembelajaran bersama. Bahkan bagi sebagian besar alumni, Queer Camp telah menjadi rumah yang aman dan nyaman untuk mendialogkan tubuh.
Di tahun 2015 dalam rangka mendorong youth-adult partnership, YIFoS mengumpulkan kembali para alumni dalam rangkaian kegiatan #ReuniQueerCamp yang akan dilaksanakan di bulan September dan Oktober 2015. Ada tiga kegiatan yang berbeda yang akan memfasilitasi para alumni queer camp untuk bisa berkontribusi maksimal dalam advokasi membangun perdamaian di tengah keberagaman identitas iman dan seksual.
Pertama, Focus Group Discussion (FGD) Modul Queer Camp, merupakan kegiatan yang mengawali rangkaian kegiatan #ReuniQueerCamp dan dilaksanakan di Yogyakarta. Dalam pelaksanaan queer camp, YIFoS bersama dengan Asian Women Resource Center (AWRC) for culture and theology mengembangkan sebuah modul yang didasari oleh teori Elisabeth Schüssler Fiorenza, Dance of Liberation. Sebagai platform pendidikan alternatif, keberadaan modul queer camp menjadi hal yang penting. Oleh karenanya, YIFoS pada tahun ini mencoba melakukan finalisasi modul queer camp dan mengajak para alumni untuk berkontribusi untuk mengkritisi dan memberikan perspektif dari kacamata peserta queer camp. Pada tahun ini pula, YIFoS akan mencetak modul queer camp dan akan didistribusikan kepada komunitas/organisasi anak muda secara khusus yang berbasis keimanan atau yang memperjuangkan keragaman seksualitas.
Kedua, Workshop Creative Writing, akan dilaksanakan di Surakarta dan hanya berselang dua minggu dari kegiatan pertama. Creative Writing telah menjadi salah satu pilihan favorite dari sejumlah pengembangan kemampuan yang ditawarkan sepanjang pelaksanaan Queer Camp dan selama ini hanya diberikan dalam waktu 90 menit. Tahun ini dalam rangka pendokumentasian pengalaman ketubuhan sebagai upaya negosiasi ragam identitas yang melekat pada diri termasuk identitas iman dan seksual; YIFoS memfasilitasi alumni queer camp dalam sebuah pelatihan menulis kreatif tiga hari dua malam (3H2M). Workshop bertujuan meningkatkan pemahaman terkait menulis kreatif sebagai tools advokasi untuk membangun ruang aman dan damai di tengah keragaman identitas iman dan seksual. Workshop ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses dalam pembuatan buku Sahabat YIFoS; selain itu keikutsertakan teman-teman Talitakum dalam proses ini akan memperkaya bukan hanya pemahaman tapi juga pengalaman alumni queer camp.
Ketiga, Pelatihan Metodolog Penelitian, dilaksanakan bulan Oktober 2015 di Salatiga dan merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian #ReuniQueerCamp. Iman dan seksualitas merupakan dua topik besar yang saling memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Perjalanan tiga tahun Queer Camp menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan pengalaman yang direfleksikan dan menjadi kekuatan untuk transformasi sosial. Proses mendokumentasikan pengetahuan membutuhkan tahapan yang rasional, sistematis, cermat, serta perspektif kesetaraan dari para peneliti muda yang memiliki keingintahuan dan semangat untuk memahami dan mengenali terus ragam aktualisasi dari iman dan seksualitas dalam keseharian maupun lingkungan yang lebih luas, baik keluarga, pertemanan, institusi pendidikan, masyarakat dan/atau adat, agama, maupun negara. Kegiatan ini akan menghasilkan proposal penelitian yang akan dilaksanakan oleh para peneliti muda di awal tahun 2016.