js_maria_engeline

Perspektif Iman Khonghucu Tentang Seksualitas: bagian akhir

Oleh: Js. Maria Engeline Santoso, S.Kom, M.Ag

Seksualitas perspektif agama Khonghucu

Seksualitas dalam agama Khonghucu mengacu pada konsep perbedaan Yin Yang 陰陽. Karena perbedaan Yin Yang dalam arti luas, tidak hanya sekedar perbedaan jenis kelamin Wanita Pria, namun juga Negatif Positif, Bumi Langit, Malam Siang, Kanan Kiri, dan seterusnya.

Menggunakan prinsip dasar Yin dan Yang, Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam semesta. Semula hanya ada satu kekuatan (Tai Ji太 極) yang kemudian menjadi dua, yaitu Yin dan Yang. Jika kedua kekuatan ini digabungkan akan banyak menghasilkan peristiwa dan benda.

Yin Yang merupakan daya yang saling bertentangan. Meskipun fungsi kedua daya itu berbeda atau bertentangan, tetapi keduanya saling ketergantungan. Maka kedua daya itu saling menggenapi, melengkapi, mempengaruhi, mendorong sehingga melahirkan perputaran atau siklus. Saling menyeimbangkan satu sama lain atau mencari titik keseimbangan dan merupakan satu kesatuan universal yang dapat melahirkan daya atau kekuatan serta menciptakan keharmonisan hidup. Untuk dapat terselenggaranya keharmonisan, sisi Yang harus serasi dengan sisi Yin.

Dalam kitab Mengzi VA:2, ”Hal laki-laki dan perempuan hidup berkeluarga, adalah hubungan terbesar di dalam hidup manusia.” Dapat dibayangkan seandainya di dunia ini hanya ada laki-laki tanpa ada perempuan atau sebaliknya. Tentunya kehidupan tidak akan berlangsung lama. Semua yang hidup pasti mengalami kematian, bila ada kematian mesti ada kelahiran baru untuk menggantikannya, sebuah kelahiran hanya terjadi bila ada proses pernikahan, dan pernikahan hanya dapat terjadi pada makhluk yang berbeda jenis kelaminnya.

Begitu pentingnya makna hubungan laki-laki dan perempuan sehingga pada Kitab Catatan Kesusilaan IX Jiao Te Sheng, Bagian III:7 dan XLI Hun Yi:1 tertulis, ”Dengan berpadunya langit dan bumi, barulah kemudian berlaksa benda bangkit. Maka upacara pernikahan menjadi mula daripada (peradaban) berlaksa jaman. Upacara Pernikahan bermaksud memadukan akan menyatu-padukan kebaikan/kasih antara dua keluarga yang berlain marga; ke atas mewujudkan pengabdian kepada agama dan kuil leluhur (Zong Miao), dan ke bawah meneruskan generasi. Maka seorang Junzi (Susilawan) sangat menaruh perhatian.” Bersatunya dua pasang manusia dengan jenis kelamin berbeda dalam sebuah ikatan pernikahan yang dilandasi oleh aturan kesusilaan (Li) adalah awal dari semua hubungan kemanusiaan.

Demikianlah setiap unsur di dunia ini mesti memiliki unsur lain yang berbeda sebagai pasangannya. Dari filosofi Yin Yang dapat diketahui bahwa Tuhan Yang Maha Esa memang menghendaki adanya perbedaan di dunia ini. Walaupun terdapat perbedaan dalam berbagai bidang; pendidikan, politik, sosial, ekonomi maupun budaya namun tidak ada perlakukan yang berbeda antara laki-laki dan perempun. Dalam dunia pendidikan, ilmu, dan pengetahuan tidak mengenal perbedaan, golongan tinggi rendah atau kaya miskin, hal ini terdapat dalam Kitab Tengah Sempurna XI:4 tertulis, ”Jalan Suci seorang Junzi (susilawan) dasarnya terdapat dalam hati tiap pria dan wanita, dan pada puncaknya meliputi segenap Kenyataan yang dapat diteliti di manapun di antara langit dan bumi.

Pada akhirnya seksualitas dalam agama Khonghucu terletak pada Li Kesusilaan sesuai yang disabdakan Nabi Kongzi, ”Yang tidak susila jangan dilihat, yang tidak susila jangan didengar, yang tidak susila jangan dibicarakan, dan yang tidak susila jangan dilakukan.” (Kitab Sabda Suci XII:1.2)

  1. Keragaman perspektif agama Khonghucu

Keragaman dalam agama Khonghucu hanya diibaratkan sebagai bungkus atas suatu anugerah Tian yang sama kepada semua manusia, yang disebut Watak Sejati (Xing). Semua manusia tanpa terkecuali mengemban Xing di dalam membina hubungan kepada sesama manusia lain. Dengan Xing manusia saling berdekatan, hidup rukun, dan saling menghargai. Nabi bersabda, “Watak Sejati itu saling mendekatkan, kebiasaan saling menjauhkan.” (Kitab Sabda Suci XVII:2).

Keragaman jenis kelamin, gender, iman, pemikiran, suku, ras, dan usia harus ditanggapi dengan bijaksana sehingga menimbulkan hubungan yang harmonis. Dalam agama Khonghucu dikenal ada Lima Hubungan Kemanusiaan Wu Lun 五论 yaitu hubungan antara pemimpin dan pembantu Fu Fu 君臣, orangtua dan anak Fu Zi 父子, suami dan istri Fu Fu 夫妇, kakak dan adik Xiong Di 兄弟, kawan dan sahabat Peng You 朋友. Antara pemimpin dan pembantu ada Kebenaran, antara orangtua dan anak ada Kasih, antara suami dan istri ada pembagian tugas, antara yang tua dan yang muda ada pengertian tentang kedudukan masing-masing, dan antara kawan dan sahabat ada sifat Dapat Dipercaya. (Kitab Mengzi IIIA:4.8) Kelima hubungan tersebut sering digambarkan sebagai solidaritas sosial dan saling ketergantungan antara sesama manusia. Diperlukan suatu hubungan timbal balik yang sehat sehingga ketergantungan dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak. Dan dalam praktiknya kelima hubungan sosial itu harus didasarkan pada cinta kasih dan kesusilaan.

Kebersamaan dalam keragaman yang damai dan harmonis hanya dapat tercipta bila semua orang saling menghormati dan bekerjasama dengan dasar bahwa semua manusia adalah saudara karena semuanya berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. “Di empat penjuru lautan, semuanya saudara.” (Kitab Sabda Suci XII:5.2). Persaudaraan ini berlaku antar sesama umat Khonghucu dan juga antar sesama umat manusia secara universal tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan antar golongan. Keragaman harus dilihat sebagai karunia Tian dan kekayaan bersama. Oleh karena itu, keragaman yang ada haruslah dijaga, bukan diseragamkan. Yang beda jangan dibeda-bedakan, yang sama bukan untuk disama-samakan. Berbeda akan tetapi jati diri tetap eksis

Iman secara umum memiliki ciri utama percaya dan aman, sementara iman dalam agama Khonghucu adalah sempurnanya kata batin dan perbuatan. Sedangkan seksualitas secara umum adalah perbedaan biologis laki-laki dan perempuan yang menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, sejalan dengan konsep Yin Yang yang merupakan konsep seksualitas dalam agama Khonghucu. Konsep yang tidak hanya sebatas perbedaan jenis kelamin, namun perbedaan dalam segala aspek secara lebih luas. Dimana perbedaan tersebut bertujuan untuk saling melengkapi dan menggenapi. Dengan segala perbedaan yang ada, tugas manusia adalah mengharmoniskan perbedaan tersebut sesuai dengan Jalan Suci Tuhan Tian Dao dan Hukum Tuhan Tian LiShanzai.


Tentang Penulis:

Js.Maria Engeline Santoso, S.Kom.,M.Ag merupakan Rohaniawan Perempuan agama Khonghucu. Lahir di Tegal, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1981. Menjabat sebagai sekertaris MAKIN (Majelis Agama Khonghucu), pada 2006-2010, serta ebagai anggota Deroh Makin Cimanggis periode 2014 sd 2018, sebagai seksi rohani perempuan Khonghucu Indonesia (Perkhin) periode 2014 sd 2018.Beliau aktif juga dalam kegiatan workshop, seminar, lokakarya, pelatihan guru agama Khonghucu yang diselenggarakan oleh Kementrian Agama.Pernah menjadi juara III lomba khotbah pemuda tingkat nasional pada tanggal 18 sd 21 Desember 2009 yang diselenggarakan oleh Makin Surakarta.

Ia aktif menulis berbagai literatur mengenai agama Khonghucu, di antaranya: tim penulis buku pendidikan agama Khonghucu dan budi pekerti kurikulum 2013 tingkat SDLB dan SMPLB yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai Tim KI KD dan silabus pendidikan khusus kurikulum 2013 tingkat SDLB, SMPLB, SMALB yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebagai tim penelaah buku pendidikan agama Khonghucu dan budi pekerti kurikulum 2013 tingkat SD, SMP, SMA dan SMALB. Serta enulis buku tentang Tesis yang membahas tentang hubungan Ren dengan keharmonisan. Beliau juga menulis tentang Psikologi agama Khonghucu di Spoc (Study Park of Confucius).

Js. Maria Wafat pada 6 September 2017. Tulisannya mengenai Perspektif Iman Khonghucu tentang Seksualitas adalah kenang-kenangannya yang terakhir bagi YIFoSIndonesia, yang berkontribusi besar pada pengembangan pengetahuan dalam merawata keragaman iman dan seksulitas di Indonesia.

 

Share this post

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top