Champions: Kisah Inspiratif Aktivis Keberagaman

ISU KERAGAMAN dan seksualitas patut diakui tidak begitu familiar di telinga masyarakat Indonesia. Tak hanya itu, keduanya juga sering kali dikategorikan sebagai ‘wilayah yang tabu’, yang dibicarakan secara diam-diam, tetapi pada saat yang sama, menjadi kebutuhan yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Keragaman jadi urat-nadi kehidupan bangsa Indonesia, sedangkan seksualitas merupakan satu keilmuan penting memahami jati diri manusia. 

Adanya kultur patriarkis yang menjangkiti masyarakat Indonesia, cara pandang dari tafsir keagamaan yang homofobik, relasi kuasa antara negara dengan masyarakat dalam perkara identitas, sampai kebijakan dan struktur pemerintah yang bias gender dan tidak ramah keragaman merupakan sedikit-banyaknya gambaran mengenai latar belakang bagaimana isu keragaman iman dan seksualitas ditempatkan pada etalase ketabuan. 

Pada kurun waktu tertentu, situasi demikian sangat memengaruhi dan menyumbang terjadinya ketimpangan relasi antar berbagai kelompok identitas yang beragam di Indonesia, serta dalam jangka panjang, hal itu berakibat pada terhambatnya hak masyarakat atas akses, informasi dan pengetahuan secara adil dan setara dalam isu keragaman iman dan seksualitas. Implikasi lain yang muncul adalah diskriminasi terhadap individu dan kelompok minoritas agama dan seksual. 

Scroll to Top