Islam & Tubuh-Tubuh Queer

Islam turun kepada Nabi Muhammad saw. di tengah kondisi sosial masyarakat jahiliah yang tidak mengenal kemanusiaan dan keadilan. Perempuan dianggap semata sebagai benda,kelompok manusia dari kabilah dan etnis tertentu diperbudak dan diperjualbelikan. Manusia dianggap ‘terhormat’ hanya jika ia lahir dan berasal dari kabilah atau suku tertentu, sehingga perang suku adalah hal yang dianggap wajar. Dalam kondisi yang demikian, Islam hadir menawarkan dan menyuarakan semangat profetik ke-tauhid-an yang meniscayakan pesan ilahiah: bahwa manusia hanya boleh menyembah kepada Allah, sebab hanya Dia Yang Suci dan Paling Mulia, hanya Dia yang berhak menerima ‘ketertundukan’ manusia.

Melalui semangat tauhid yang demikian, Islam hendak mengatakan bahwa manusia tak boleh tunduk dan menyembah kepada sesama manusia, apalagi pada label-label identitas yang melekat dalam dirinya. Setiap orang adalah hamba Allah yang diciptakan berharga. Setiap makhluk diciptakan dari cahaya cinta-Nya. Sehingga satu-satunya yang berhak dipuja dan dipuji adalah Dia dan ke-Maha-an-Nya dalam menciptakan keragaman manusia beserta segala keunikannya. Umat manusia diingatkan untuk tidak tunduk pada semata ‘label’ dan ‘sistem’, apalagi sistem yang timpang yang jelas-jelas meminggirkan satu kelompok tertentu di atas kelompok atau identitas yang lain.

Scroll to Top